Bunyi/a/ ini dapat dihapus dengan menggunakan tanda mati yang berbentuk garis miring terbalik.: lk\lk\ laklak. Bunyi /a/ yang melekat pada ina ni surat dapat diubah menjadi vokal lain dengan menambahkan anak ni surat.Huruf g /ga/ misalnya dapat diubah menjadi gE /ge/ seperti dalam kata bligE Balige. Selain itu, ada dua diakritik yang menambahkan bunyi /ng/ atau Kitake Kata Kuperkenalkan kamu di larik halaman pertama. Tak lupa terselip mimpi untuk cerita kita. lara dalam aksara Terima kasih atas pertunjukan ceritanya Purwokerto, 3 Agustus 2019 19.29 Jangan lelah untuk terus menanti Tugasku menjaga hati dalam mencari Hingga nanti kamu menghampiri Untuk itu, aku menitipkan hati Pada Sang ilahi laluaksara puisiku jatuh berserakan. Kupunguti kembali jadi komposisi rindu yang gaduh. Namun, cintaku bukan musik maupun puisi, melainkan perjalanan menujumu. Meski nestapa meleburkan asa, tiada dusta yang merekah, Hanya sukmaku yang bergelora pada pucuk rindu. Dan jangan kau deraikan air mata. sebab esok kan terjamah kesyahduan dalam mihrab Fast Money. Di antara rembulan dan senja terbenamTerperangkap dalam waktu yang tak terhinggaTitik temu dan satu tanda tanya mengemukaPertanyaan tentang makna hidup terus menyapaDi samudra luas dunia yang abadiSesatlah aku mencari hikmah tersembunyiDalam detak jantung yang merangkai kisahTerdampar di relung hati, ingin ku ubahDalam hening malam yang sunyi merangkaiKutatap bintang-bintang, kata-kataku terasa matiApakah arti hidup ini, wahai alam semesta?Ataukah hanya tiada lebih dari sekadar sebuah teka-teki?Pertanyaan mengalun dengan angan yang hampaSeperti air mengalir ke dasar samudra yang tersembunyiTiada jawaban yang pasti, hanya bisikan angin malamMenjadi saksi kesunyian hati yang terdalamNamun, dalam hampa itu, terbit sinar harapanBahwa di setiap titik temu, jawaban terhamparTerhampar dalam jejak perjalanan yang mengalirMengisi kekosongan dengan arti yang abadi Baca Juga [PUISI] Imajinasi Kelam IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis. Arti Nama Najwa. Foto UnsplashArti nama Najwa untuk ide nama bayi sangat bagus. Pemilihan nama pada hakikatnya sejalan dengan harapan dan doa baik dari orang tua. Untuk itulah, nama Najwa bisa jadi pilihan Najwa berasal dari bahasa Arab yang memiliki arti bisikan. Kata bisikan dalam hal ini berkonotasi positif, ya. Maknanya bisa berarti bisikan rahasia atau berbicara dengan cara berbisik pelan untuk menjaga sebuah rahasia. Simak lebih jauh tentang arti nama Najwa di bawah Makna Nama Najwa?Apa Makna Nama Najwa. Foto UnsplashSebagaimana yang sudah dijelaskan sebelumnya, nama Najwa bermakna bisikan. Kata Najwa sendiri terdapat dalam Al-Quran, yakni pada surat An-Nisa ayat 114 yang berbunyiู„ูŽุง ุฎูŽูŠู’ุฑูŽ ูููŠ ูƒูŽุซููŠุฑู ู…ูู†ู’ ู†ูŽุฌู’ูˆูŽุงู‡ูู…ู’ ุฅูู„ูŽู‘ุง ู…ูŽู†ู’ ุฃูŽู…ูŽุฑูŽ ุจูุตูŽุฏูŽู‚ูŽุฉู ุฃูŽูˆู’ ู…ูŽุนู’ุฑููˆูู ุฃูŽูˆู’ ุฅูุตู’ู„ูŽุงุญู ุจูŽูŠู’ู†ูŽ ุงู„ู†ูŽู‘ุงุณูโ€œTidak ada kebaikan pada kebanyakan bisikan-bisikan mereka, kecuali bisikan-bisikan dari orang yang menyuruh manusia memberi sedekah, atau berbuat maโ€™ruf, atau mengadakan perdamaian di antara manusia." An-Nisa 114Dari ayat tersebut jelas bahwa bisikan yang disukai Allah Swt. adalah bisikan yang mengajak kepada kebaikan. Dengan memberi nama Najwa pada anak, diharapkan anak tersebut dapat mengajak orang lain untuk berbuat baik. Anak dengan nama Najwa juga diharapkan dapat membawa perdamaian di antara itu, karena nama Najwa juga bermakna dapat menjaga aib dan menjadi kepercayaan banyak orang. Nah, bagus sekali bukan arti nama Najwa?Ide Rangkaian Nama NajwaRangkaian Nama Najwa. Foto UnsplashKalau kamu bingung harus merangkai nama Najwa dengan apa, simak ide di bawah Dariya Najwa Bisikan dari lautan Farisyta Najwa Harmoni bisikan Najwa Perempuan yang membisikkan Rashida Najwa Perempuan indah dan pandai yang memberikan bisikan Najwa Ranan Pohon yang memberikan bisikan Najwa Kamaliyah Perempuan yang berbisik pada malam hari tanpa Basheera Perempuan yang membisikkan kabar Husnina Perempuan cantik yang Lateefa Perempuan yang berbisik lembut dan baik Nadya Karima Bisikan embun yang membawa Nawwarah Perempuan yang berbisik dan amat Zeina Perempuan yang cantik dan bisa menjaga Thana Zhufairah Perempuan yang pandai menjaga rahasia sehingga mendapat banyak kemenangan dan bersyukurNajwa Aretha Khadijah Perempuan yang pandai menjaga rahasia dan saleh seperti istri Rasulullah Najwa Kabita Bisikan puisi Najwa Zhafirah Perempuan yang sabar, berbisik, dan Akisha Najwa Bisikan puisi dari Najwa Syukriyah Perempuan cantik yang berbisik dan Najwa Rafailah Perempuan yang baik hati, berbisik, dan Afasya Najwa Bisikan hujan yang datang dari Najwa Perempuan yang cantik seperti bunga dan Najwa Saniyyah Perempuan cantik bersinar yang berbisikNah, itulah arti nama Najwa dan ide rangkaian namanya. Semoga informasi di atas bermanfaat, ya!Nama Najwa terdapat pada surat apa?Apa contoh rangkaian nama Najwa?Apa contoh nama bayi inisial I? 1. Makna Kata dalam Puisi Puisi dirangkaikan dengan kata-kata. Pilihan kata merupakan unsur penting dalam sebuah puisi. Bahasa puisi atau sastra pada umumnya bersifat konotatif maksudnya mempunyai kemungkinan banyak tafsir. Kata-kata dalam puisi memiliki kemampuan menggugah berbagai asosiasi perasaan, misalnya haru, benci, belas kasihan, mesra, dan sebagainya. Setiap kata mengandung jentikan emosi dan membangun rasa yang sifatnya sangat pribadi. Bahasa konotatif yang sifatnya mendukung emosi/perasaan pengutaraannya berhubungan erat dengan suasana jiwa. Ungkapan kata-kata dalam bahasa konotatif tidak hanya memiliki makna, tetapi juga berisi simbol-simbol. Bahasa konotatif tidak hanya mementingkan arti, tetapi mementingkan bobot dan gaya, serta keluasan tafsiran. Klimaks bahasa konotatif ini terlihat dalam bentuk puisi. Kata-kata merupakan alat yang paling komunikatif bagi penyair untuk mengutarakan getaran pikiran dan gejolak perasaannya. Setiap sentuhan, setiap situasi, setiap timbul rasa kagum, rasa benci, cinta, ngeri, dan lain-lain, dicoba diungkapkan dengan kata-kata. Puisi merupakan bahasa perasaan, bahasa cinta dan benci, bahasa berahi, bahasa jiwa, pikiran, dan kemanusiaan bagi seorang penyair. Melalui puisi, penyair berusaha agar apa yang dikandung dalam perasaan dan pikirannya dapat terwakili. Dapat dikatakan, puisi merupakan duta perasaan dan pikiran sang penyair. Karena kata memegang peranan penting dalam sebuah puisi, maka setiap penyair berusaha menggunakan setiap kata seintensif mungkin. Setiap kata selain harus mampu mengutarakan pikiran, ia pun harus mampu mengantarkan perasaan. Kata yang dipilih harus pula mampu memindahkan situasi yang ditangkap pancaindera. Kalau penyair ingin mengutarakan rasa sedih, dendam, cinta, gelisah, tertekan-tekan, dan lain-lain misalnya, maka rasa itu tidak hanya cukup diketahui pembaca, tetapi harus pula dapat dirasakan. Dalam hal ini dituntut kemampuan penyair menggunakan kata-kata. Bahasa puisi seperti sudah dijelaskan sebelumnya pada umumnya bersifat konotatif. Ia terdiri dari kata-kata atau kalimat-kalimat yang suprarasional. Ia mampu menggugah bermacam-macam asosiasi perasaan. Namun, untuk dapat menyingkapkan makna sebuah puisi sebaik-baiknya, memahami makna lugas atau memahami makna denotatif terlebih dahulu, dapat membantu memahami makna utuh dari sebuah puisi. Tanpa memahami makna lugas dari sebuah puisi, kita dapat terseret jauh-jauh ke penafsiran yang keliru. Dengan memahami makna lugas sebaik-baiknya, akan dapat menumbuhkan berbagai pertanyaan tentang makna utuh dari sebuah puisi. Selanjutnya, cobalah Anda baca dengan teliti contoh sajak di bawah ini Karangan Bunga Tiga anak kecil Dalam langkah malu-malu Datang ke Salemba Sore itu Ini dari kami bertiga Pita hitam pada karang bunga Sebab kami ikut berduka Bagi kakak yang ditembak mati Siang tadi Taufik Ismail, Tirani Makna lugas dari sajak Taufik di atas dapat dengan mudah kita tangkap. Pada suatu sore, dengan langkah malu-malu, tiga anak kecil datang ke Salemba, ke tempat kakak-kakak mereka. Mereka kemudian menyerahkan karangan bunga berpita hitam sebagai tanda ikut berduka cita bagi salah seorang kakak mereka yang ditembak mati siang itu. Makna lugas di atas akan menumbuhkan berbagai pertanyaan kalau kita membaca kembali sajak di atas dengan teliti. Apakah makna sajak di atas semata-mata seperti yang kita tafsirkan di atas ? Apakah masih ada makna lain yang belum kita ungkapkan ? Pertanyaan ini timbul dalam usaha memahami sajak tersebut seutuhnya. Sajak "Karang Bunga" di atas lahir waktu terjadi perlawanan terhadap orde lama yang dipelopori oleh mahasiswa dan pelajar yang tergabung dalam KAMI dan KAPPI. Sajak di atas dipersembahkan Taufik kepada martir KAMI dan KAPPI yang tersungkur ke bumi ketika menegakkan keadilan dan kebenaran. Tiga anak kecil dalam langkah malu-malu datang ke Salemba. Salemba UI merupakan pusat perjuangan pada waktu itu dan yang tersungkur adalah mahasiswa yang akhirnya menjadi pahlawan Amanat Penderitaan Rakyat AMPERA. Tiga anak kecil menyatakan ikut berduka cita mempersembahkan karangan bunga berpita hitam. Hal ini menggambarkan bahwa seluruh lapisan masyarakat dan anak-anak muda usia, mahasiswa, pelajar, bahkan taman kanak-kanak pun ikut serta dalam barisan perjuangan KAMI/KAPPI dalam mendobrak ketidak-adilan. Pemahaman makna lugas dalam sajak di atas membantu kita memaksa makna utuh puisi tersebut. Untuk menambah pemahaman Anda tentang makna lugas dan makna utuh dari sebuah puisi, coba Anda baca secara teliti contoh puisi di bawah ini Hari Tuaku Apabila hari tuaku tiba, kelak suatu masa Kacamata tebal atas hidung, bersenandung Menembangkan lelakon lama. Lalu tersenyum Memandang bayangan atas kaca jendela Yang putih warnanya, sampai pun alis, bulu mata. Maka nama Mu kan kusebut dengan bibir gemetar Bagai ayat kitab suci, tak sembarang boleh terdengar Namun kala itu yang empunya nama entah di mana Apakah lagi menyulan, duduk bungkuk atas kursi rotan Ataukah sedang meminang cucu, mungkin pula telah lain Aman berbaring dalam tilam penghabisan. Dan pabila giliranku tiba, terlentang Dengan kedua belah tangan bersilang Sebelum Sang Maut menjemput Sekali lagi nama Mu kan kusebut, lalu diam. Mati. Ajip Rosidi, Jeram Bagaimana pula makna lugas dari sajak Ajip tersebut di atas ? Pertama-tama kita akan menangkap secara keseluruhan, yaitu gambaran dari orang-orang pada hari tuanya. Dengan membacanya lebih teliti lagi larik demi larik, dan memahami makna kata dalam tiap larik, gambaran makna sajak itu mungkin makin jelas. Dengan memahami makna harfiah tiap kata dalam larik akan membantu kita memahami makna utuh dari sajak tersebut. Cobalah Anda gambarkan tentang hari tuaku tersebut dengan menggunakan beberapa kata untuk melihat pertalian larik dan bait sajak tersebut. Hari Tuaku Apabila hari tuaku sudah tiba, kelak pada suatu masa kaca mata tebal akan ada di atas hidung, dan bersenandung menembangkan kenangan lama Lalu tersenyum sendiri, memandang bayangan di atas kaca mata jendela yang serba putih, sampai -sampai alis dan bulu mata pun putih waktu itu nama-Mu selalu kusebut dengan bibir gemetar, seperti membaca ayat kitab suci, tidak boleh salah. Namun, pada waktu itu mungkin di antara kami ada yang sedang menyulam atau duduk bungkuk, di atas kursi rotan atau sedang meminang cucu, atau mungkin pula sudah lama meninggal. Dan apabila giliranku tiba, terlentang dengan kedua belah tangan bersilang, sebelum maut datang menjemput, aku aku menyebut nama-Mu, dan barulah mati. Anda dengan mudah memprafrasekan puisi di atas, dengan bantuan beberapa kata sendiri di samping memahami makna lugas dari setiap kata. Namun, apakah ada makna lain yang belum kita pahami di samping makna lugas di atas ? Jika Anda baca dengan sungguh-sungguh, ada kata-kata atau frase tertentu yang menimbulkan imaji tertentu. Misalnya kaca mata tebal atas hidung, bayangkan atas mata yang putih, sampai alis dan bulu mata, menyulam, duduk bungkuk di atas kursi rotan, berbaring dalam tilam penghabisan, kedua belah tangan bersilang, menjelmakan imaji tingkah laku manusia dan dapat menggugah imaji penglihatan pembaca. Jaringan imaji sebagai sebuah lukisan, benar-benar terasa hidup karena kekonkretan lukisan orang yang sudah tua, yang berkaca mata tebal, duduk bungkuk di atas kursi rotan menyulam, dan sebagainya. Penuangan pengalaman penyair, pengalaman indra maupun pengalaman nalar yang diungkapkannya dengan bahasa yang khas, dengan pengimajian, pengiasan, pelambangan akan menggugah pengalaman kita untuk menangkapnya secara konkret. Dengan kata lain menggugah indra dan nalar kita. Indra pendengaran dan penglihatan kita pun tergugah dengan lukisan penyair, nama-Mu kusebut dengan bibir gemetar, sekali lagi nama-Mu kusebut lalu diam. Kalau kita lihat hubungan antara imaji dengan imaji jaringan imaji, jaringan ini juga melambangkan sesuatu, bukan hanya sekedar lukisan. Melalui pelambangan Ajip menggambarkan perjuangan umat manusia, perjuangan untuk mencapai hidup yang survive untuk sampai pada hari tua yang diidamkan, yang penuh ketenangan. Dalam sajaknya "Hari Tuaku", Ajip melukiskan bagaimana kehidupan di hari tua yang diidam-idamkannya, yang penuh ketenangan dan kedamaian, dan yang selalu berada dan ingat terhadap Tuhan. Inilah makna utuh dari sajak Ajip di atas. Jadi, makna sebuah sajak ialah makna secara keseluruhan, tersurat maupun tersirat, yang terjelma karena adanya hubungan saling menentukan antara pengimajian, pengiasan, dan pelambangan Effendi, 1982. Memahami makna utuh dari sebuah sajak berarti secara aktif dan intensif kita berusaha menyalami dan memahami apa yang hendak dikatakan penyair, serta bersifat kebenaran yang diungkapkan itu. Keseimbangan antara perasaan nikmat dan perenungan perlu tetap dipelihara walau kita memahami makna utuh sebuah sajak. Kita tidak boleh hanya terhanyut oleh perasaan kita waktu menikmati sebuah sajak, tetapi nalar dan pikiran kita juga harus bekerja. Dengan demikian kita dapat memahami nilai-nilai kehidupan yang diungkapkan penyair, baik secara tersirat maupun tersurat, karena untuk memahami nilai-nilai tersebut dituntut pemikiran, penalaran, dan kesanggupan.

arti kata aksara dalam puisi